Subhanalloh… Istriku Antar Jemput Sekolah

Hari ini Senin, 20 September 2010 mulai aktivitas baru, setelah sepekan lebih libur lebaran. Aku kembali kerja, anak-anakpun mulai masuk sekolah, tetapi ada yang berubah mulai hari ini. Ya, aku harus berangkat lebih pagi karena telah punya kantor baru, dan ternyata jaraknya lebih jauh dari rumah dibanding kantor yang lama, sehingga harus berangkat lebih pagi.

Kebiasaan rutin pagipun menjadi berubah, yang biasanya anak-anak gadis saya, Kakak ‘Afaf dan Kak Difa, berangkat ke Sekolah dengan saya, pagi ini masih terlelap dengan mimpinya.

Sepulang dari Masjid, setelah menunaikan sholat subuh, aku membaca dzikir Al-Ma’tsurat. Istripun sedang menyiapkan air panas buat mandi. Dan untuk sarapan pagi, Istri membuat nasi goreng, hari itu istri sedang tidak sholat.

“Mih…, aku sarapannya di kantor aja… Tolong siapin omprengannya ya…?” Pintaku pada istri setelah keluar dari kamar mandi.
“Aku dah siapin kok di meja, makan di rumah aja, masih sempat, baru jam 5.30.” kata istriku

Aku sarapan nasi goreng buatan istri, enak juga, karena memang istriku pandai memasak. Aku makan sendiri karena Istri harus membangunkan Kakak ‘Afaf & Kak Difa, dan segera menyuruh mereka berdua sholat subuh.

Terima kasih ya Allah, aku masih bisa sarapan pagi dirumah, istripun masih bisa menyiapakannya. Betapa kenikamatan ini mungkin tidak dirasakan bagi rumah tangga yang suami istri bekerja di kantor, di luar rumah. Mereka harus berangkat kerja pagi sekali, sehingga tidak sempat menyiapkan sarapan pagi di rumah, tidak sempat menyapa anak-anaknya.

“Abi pergi dulu ya honey…” Aku pamit pada istriku, setelah tentunya aku mengecup pipi dan keningnya.
“Abi pergi ya cantik…” ucapku pada anakku yang nomor dua, Kak Difa, yang masih duduk dikursi menunggu giliran kakaknya sedang di kamar mandi.

Bismillahi tawwakaltu Allallahi, la haula wa kuwwata illa billahi. Bismillahi majreha wamursaha, segera aku berangkat ke kantor mengendarai motorku.

Pukul 08.00 di Kantor

“Halo… Assalamuailaikum.. Mih, gimana tadi berangkat sekolah?” tanyaku lewat HP esiaku.
“Alhamdulillah…, lancar kok gak macet. Tadi berangkat jam 6.30 sampai sekolah jam 7 pagi.”
“Trus Abang Haqi gimana…? Ikut sekolah juga...?” Aku menanyakan anakku Haqi, karena semalam tidurnya memang terlalu larut.
“Ini aja baru bangun, nggak sekolah Dia. Tapi besok aku suruh sekolah...”
Anak nomor tigaku, Haqi, hari ini tidak berangkat sekolah. Bangunnya kesiangan, padahal sudah dibangunkan oleh Istriku.
“Ya udah ya…, Assalamu’alaikum” Aku menyudahi pembicaraan lewat HP-ku.
Segera aku mulai aktivitas bekerjaku, setelah sebelumnya sholat dhuha dan tilawah tentunya.

Pukul 11.25 di Kantor

“Kriiiinnnggg…” HP-ku berbunyi. Kulihat panggilan dari sekolah SD Baitul Maal, tempat anak-anakku sedang belajar. Terdengar suara anakku, Kakak ‘Afaf.
“Assalamu’alaikum… ini Abi ya?”
“Ya Kak, kenapa sayang…?’
“Kok aku belum dijemput…?” Kata anakku Kakak ‘Afaf yang menunggu-nunggu jemputan pulang.

Hari itu belajar di sekolah hanya sampai jam 11 siang, karena acaranya hanya halal bihalal, semua murid dan guru pulang lebih awal.

Segera aku menelpon istriku, ternyata sedang di jalan sambil menyetir mobil, meluncur menuju ke sekolah untuk menjemput anak-anakku.

Luar biasa…, Alhamdulillah terima kasih ya Allah.
Engkau berikan kenikmatan yang berharga, istri ada dirumah…, bisa menyetir mobil…, sehingga masih bisa mengantar jemput anak-anakku bersekolah.

Oleh Abu fathi
Jakarta, 16 Desember 2010
Berhenti menulis saat adzan sholat ashar berkumandang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inspirasi Bapak Tua Penjual Buku

Sepenggal Cinta Murobbiku