Kegalauan yang Terjawab
Sepekan sudah, hati ini terus berdegub tak beraturan. Semenjak teman SMA-ku, Evi, menyampaikan permintaan anehnya, membuat perasaan ini selalu tidak menentu. Dan uniknya juga, sepertinya mulut ini terkunci rapat, gagu, tidak sampai hati seandainya istri saya harus tahu persoalan yang ada di kepalaku ini. Sehingga itu pula, belum ada keberanian untuk mengungkap kepada kekasih yang telah memberiku 4 orang anak itu. Antara bimbang, galau, ragu, atau apalah namanya yang jelas… cemen, kata anak-anak sekarang. Biasanya…, istri adalah orang pertama yang aku ‘curhati’ ketika banyak sekali masalah yang menggelayuti pikiranku. Tetapi tidak dengan kali ini, sepertinya aku seorang pecundang yang telah kalah sebelum berperang. Atau karena ini menyangkut perasaan wanita, sehingga aku juga tidak tega melukai perasaan wanita. Apalagi wanita yang spesial dihatiku. Ahh… wanita…wanita, ternyata banyak sekali yang aku tidak tahu tentangnya, walau telah 10 tahun lebih aku dekat dengan seorang