Umrohku...
(bagian I...) Jantungku berdetak cepat, bergemuruh, tak karuan, campur aduk, deg-degan antara sedih dan gembira. Betapa tidak sedih? Ini perjalanan pertamaku ke Luar Negeri. Walaupun kepergianku untuk ibadah, umroh. Cukup lama aku akan meninggalkan keluarga. Inilah yang membuat hatiku tidak nyaman. Untuk sementara, aku harus berjauhan dengan istri dan anak-anakku. Suasana terminal 2, bandara Suta yang ramai, tak membuat suasana hatiku ikut ramai. Bahkan sebaliknya, masih sedih. Walaupun anak-anakku ikut mengantar kepergianku, terlihat senang, mereka belum bisa merasakan seperti aku, bapaknya. Di satu sisi, hatiku senang. Aku akan melihat Mekah, tanpa biaya, alias free . Disaat orang-orang kaya, dengan banyak sebab, mereka belum terpanggil untuk ibadah umroh. Sementara aku, akan pergi umroh, terfikirpun tidak, maka rezeki yang tak disangka-sangka datangnya ini, harus disyukuri. Yaitu perasaan gembira menyambutnya. Untuk itu, sebelumnya aku berusaha menyiap