Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2011

Ayahku Seorang Pekerja Keras

Aku tidak tahu sejak kapan ayahku ini merantau ke Pulau Jawa. Aku juga tidak tahu, ternyata bahwa aku bukan anak asli daerah ini, yang menjadi tempat tinggal keluargaku saat ini. Bahkan aku lebih fasih menggunakan bahasa jawa, dibanding bahasa asli dari daerah asalku, yaitu bahasa Sunda. Aku tahu kalau ayahku seorang perantau, setelah aku kira-kira berada di bangku sekolah Sekolah Menengah Pertama (SMP). Mungkin karena waktu SMP itu sudah bisa berfikir kali ya…? Bahwa saat SMP itu, ketika sedang berkumpul dan bercanda dengan teman-teman, seringkali menyebut-nyebut nama bapaknya. Tetapi tidak untuk bermaksud mengolok-olok, hanya bercanda saja. “Hey…cah mbandungan…” begitu seringkali teman-teman di rumah atau disekolah menjuluki aku sebagai ‘cah mbandungan’. Aku juga tidak tahu sebabnya, kenapa disebut itu, mungkin karena asalku dari dataran Sunda, dan teman-teman menganggap bahwa semua yang datangnya dari Sunda itu Bandung, logat orang jawa jadi mbandung…, he…he…lucu juga ya.

Sakitnya Hati Seorang Pasien

Hati istrinya membuncah, sakit yang terperi, bagai tersirat sembilu, tetapi untungnya Ia bisa menahan emosi itu, sehingga tidak tampak wajahnya yang kesal. Bahkan sepertinya Ia wanita yang tegar, tidak cengeng, dan tidak mau menampakkan muka yang ‘kecewa’ di depan seorang dokter wanita yang sedang memeriksanya. Walaupun sebenarnnya bisa saja marah, bahkan haknya sebagai seorang pasien yang seharusnya mendapatkan pelayanan yang baik. Tetapi Ia tahan itu semua. Itulah perasaan istri temanku, yang Ia tumpahkan semua ‘kekesalannya’ pada suaminya, yang kebetulan tidak mendampingi saat istrinya memeriksakan kandungannya. Tetapi justru di depan Suaminyalah Ia tidak lagi menjadi wanita yang tegar. Sehingga sifat asli kewanitaanya keluar, Ia sesenggukan di depan suaminya. Menangis sepuasnya… Untungnya juga, istrinya mempunyai seorang suami yang tangguh. Sehingga suaminyalah yang selalu membesarkan hati istrinya untuk tetap bersabar. Karena, hanya dengan sabar dan terus berik

Askes…Oh Akes…

Setelah sehari menginap di kamar perawatan kelas II, aku memtuskan untuk minta pindah ke kelas I, dan sukses, tidak lama menunggu, dapatlah kamar perawatan kelas I. Istriku harus dirawat dulu, tidak langsung dioperasi, karena penyakit asmanya sedang kambuh, kandungan oksigen dalam darahnya rendah, sehingga kalau harus dibius sebelum operasi akan berakibat buruk. Setelah dirawat selama tiga hari, oleh rujukan dokter, pagi ini istriku sudah bisa dioperasi. Tetapi tiba-tiba ada telepon masuk, diruang perawatan istriku, mencari aku. Aku berlari-lari meninggalkan ruangan tempat istriku sedang dirawat. Tergopoh-gopoh aku memasuki ruangan di salah satu rumah sakit negeri terbesar yang ada di kota Jakarta. Sudah ada seorang perempuan cantik menyambutku, yang aku tebak mungkin petugas adminstrasi. “Maaf…, benar ini bapak Agus…?” Tanya wanita cantik itu yang ternyata bernama Dina. “Ya…, benar saya Agus, saya suami ibu Husna.” “Begini pak Agus…ada yang mau saya sampaikan ke Bapak…”

Rumah Sakit yang ‘Komersil’

Hari itu Kamis tanggal 13 Januari 2011, ketika masih ada di kantor, saya mendapat telpon dari Kakak di kampung, yang menyampaikan berita bahwa, Bapak meninggal dunia. Maka saya harus pulang kampung saat itu juga. Setelah minta izin pada atasan di kantor, secepat kilat saya pacu motorku pulang ke rumah. Sesampai di rumah, sudah banyak Saudara berkumpul, ikut berduka cita. Segera istri saya menyiapkan semua perlengkapan. Agar masih bisa melihat jenazah Bapak, saya harus pulang dengan pesawat. Sementara istri dan anak-anak saya menggunakan mobil pribadi. Anak saya yang pertama, ‘Afaf, kelas 4 SD, merengek menangis, ngotot untuk minta ikut bersama istri saya pulang ke kampung, rumah neneknya. Padahal sebenarnya sudah 2 hari sebelumnya tidak masuk sekolah, karena badannya panas tinggi. Memang belum saya bawa ke dokter, karena rencananya kalau tiga hari panas badan anak saya belum turun juga, maka akan saya bawa ke dokter, sekaligus cek darahnya di laboratorium. Keesokan hari