Ujian Nasional (UN)
Anakku yang pertama, Rifdah ‘Afaf
‘Ufairoh. Hari ini, ketika aku menulis
tentangnya, Iya sedang menjawab soal-soal ujian Ujian Nasional, hari ke-3 (UN). Mata pelajaran yang diujikan IPA. ‘Afaf mungkin mukanya sedang berkerut, wajahnya
serius, berfikir keras untuk menjawab soa-soal yang diujikan. tahu sendirilah
soal yang diujikan IPA.
Tetapi ada yang unik dari
keseharian Afaf selama ujian. Aku tidak
pernah menjumpai dia serius belajar.
Maksud aku, Afaf ini santai saja menghadapi UN, seolah-olah tidak ada
peristiwa besar, yaitu UN. Seperti
hari-hari biasa saja. Belajar juga sih,
tetapi tidak terlalu ngoyo. Bahkan tiga
hari ini aku perhatikan, lebih banyak bercanda dengan adik-adiknya.
Sebagai orang tua, aku juga tidak
selalu memaksa kepada Afaf untuk selalu belajar. Tetapi seperlunya saja, bahkan aku cenderung
membiarkan Afaf untuk menentukan sendiri kesehariannya. Kadang dia belajar, tetapi kadang malah lebih
banyak bermain. Sekali-kali aku juga
mengingatkan untuk tidak terlalu lama bermain.
Cukup aku tanya saja.., ada PR gak? Bisa gak ngerjainnya?
Mungkin berbeda dengan orang
lain, dan ini yang biasa berlaku pada umumnya.
Aku melihat teman-teman SMP yang anaknya sedang UN SD, misalnya. Sebagai Orang Tua, Mereka sepertinya sangat
serius. Memberi semangat kepada
anak-anaknya untuk selalu belajar, belajar… dan belajar. Wajar sih karena mereka adalah para orang tua
yang melek pendidikan. Mereka juga ingin
anak-anaknya seperti orang tuanya dulu, pintar dan selalu juara kelas. Tidak salah pemikiran seperti ini. Karena saya yakin, mereka juga punya frame
sendiri untuk kehidupan anak-anaknya kelak.
Dan frame itu harus dipersiapkan sejak anak-anak. Orang tua mana yang tidak ingin anaknya
sukses kelak, seperti orang tuanya saat ini.
Tetapi aku punya frame lain
terhadap anak-anakku. Menurut aku, saat
SD, aku tidak telalu menekan untuk selalu belajar. Karena anak seusia SD adalah masih masa untuk
bermain. Aku lebih banyak menanamkan
akhlaknya, tidak melulu belajar. Misal,
di sekolah itu gak boleh nyontek, berteman sama siapa saja, kalau ada tugas di
kerjakan, kalau jajan secukupnya, berbagi sama teman, dll…lebih cenderung pada karakter
dan pendisiplinan. Masalah pelajaran, selama
ini memang nilainya biasa-biasa saja. Di
kelas Afaf juga tidak pernah menjadi juara.
Sehingga mengahadapi UN kali ini, aku lebih sering berpesan pada Afaf untuk
sholat tepat waktu, banyak berdoa, baca qur’an, sarapan pagi sebelum berangkat,
tidak boleh menyontek, dll…
Good Luck Afaf… masih panjang
perjalananmu Nak…
Jakarta, 8 Mei 2013
Abu Fathi
Komentar
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar dengan tetap menjaga kesopanan