INI RIHLAH KAMI
Amazing, luar biasa… kami banyak tertawa dan gembira hari itu, bukankah tertawa tanda bahagia? Maksudnya, orang yang bahagia akan mudah
tertawa dari pada orang yang bersedih.
Menurut para ahli, tertawa sangat
bagus untuk kesehatan, tentunya tertawa yang baik dan bermakna positip. Ya…, hari itu kami tertawa lepas, melupakan
sementara urusan pekerjaan, rumah tangga, pilkada, dan urusan lainnya.
Para peserta semua cukup terhibur,
bagaimana tidak? melihat Bapak-bapak harus menggendong istrinya, karena mereka
kalah dalam suatu games, maka hukumannya adalah harus menggendong
istrinya, adalah hiburan sederhana bagi kami.
Banyak kejadian lucu, seorang Bapak yang harus bersusah payah
mengendong istrinya, karena badan istrinya yang lebar… maksudnya besar,
sehingga berkali-kali harus jatuh dari gendongan. Maka tak pelak, membuat peserta yang lain
terbahak, tergelak, terhibur, hahaha…
melihat polah para bapak yang menggendong para istrinya. Bahkan kami melihat seorang ustadz, ketua RW
pula, juga harus menggendong istrinya.
Sementara raut mimik istrinya terlihat kemerahan, mungkin malu-malu
gimana gitu… hehehe. Atau mungkin di
rumah tidak pernah di gendong ? Hehehe….
Di lokasi Pantai Anyer kami semua
menyatu, tumpah ruah, sepertinya rihlah DPRa PKS Pondok Aren kali ni, semakin merekatkan
ukuwah di antara kami. Terlihat dari
para peserta yang antusias untuk hadir, membuat susana semakin meriah. Ada kader ahli, dewasa, madya, kader
pendukung, bahkan banyak dari keluarga para petugas saksi ketika Pilkada, mereka terlihat kompak, karena
harapan Panitia memang ini adalah acara bersama, lintas jenjang… hehehe.
Ketika acara dibuka oleh Ketua
DPRa, Beliau mengingatkan, bahwa sepertinya acara rihlah DPRa ini, sudah lama
menghilang, mungkin 10-15 tahun lalu, tetapi hari ini kita adakan, semoga ini
menjadi ‘penyegar’ dalam kerja-kerja dakwah kita.
Dan memang segar, MC yang dipandu
oleh Ary Wibowo, seorang hypnotherapist,
membuat suasana selalu segar.
Celetukan-celetukan dan ide-ide games-nya
yang brilyan, manjadikan rihlah kali
ini mampu melupakan terik panasnya Pantai Anyer. Bahkan di acara salah satu games, berkelompok, kami menjadi sedikit
tahu, bagaimana kebaikan-kebaikan atau
sifat-sifat baik yang ada pada seorang Al-Akh teman kelompok kita. Penulis secara pribadi menjadi faham, dan mengambil
hikmahnya adalah bahwa dibalik ‘ketidak
tahuan’ terhadap Saudara ‘al-akh’ ini, banyak menyimpan sifat-sifat
kebaikan. Sehingga itulah perlunya
‘husnudzon’ kepada teman al-akh kita,
ternyata banyak kebaikan yang ada padanya, yang kita tidak tahu.
Games yang disiapkan untuk masing-masing kelompok Bapak-Bapak,
Ibu-Ibu, dan anak-anak ini cukup
unik. Apalagi games kelompok bapak-bapak, membuat minuman segar, dengan Juri oleh
peserta Ibu-Ibu yang suaminya tidak ikut rihlah. Agar penilain Juri lebih fair, karena tidak ada suaminya disitu yang ikut games.
Nah, kelompok yang kalah inilah yang kena hukuman menggendong istrinya.
Minuman segar ini nantinya, akan
diminum oleh semua peserta rihlah, dan ternyata memang cukup segar minum
dibawah terik panas matahari di pantai.
Sedang games untuk kelompok Ibu, adalah memindahkan ke tempat lain, karet
gelang melalui sedotan yang ada di mulut, oleh dua orang yang berpasangan,
dengan satu kaki terikat satu sama lain. Inipun lucu, ada yang jalannya pelan, bungkuk,
seperti nenek-nenek….hehehe, karena mereka berdua menjaga agar karet gelang
tidak jatuh, sementara kakinya diikat maka jalannya menjadi pelan. Maknanya, adalah kita tetap selalu patuh
dalam ‘kejamaahan’ walaupuan, sebenarnya kita mempunyai kelebihan, bahkan bisa
meninggalkan teman-teman kita yang ‘kekurangan’.
Anak-anak bermain games, memindahkan air laut ke dalam
botol. Hikmahnya adalah, bahwa anak-anak
ini tidak ada yang curang memindah air laut ke dalam botol. Dan mereka konsisten dengan caranya
masing-masing, agar botol itu cepat terisi oleh air.
Semua peserta diberikan hadiah,
yang sudah disiapkan oleh Panitia. Hadiah itu berupa makanan, sehingga bisa
segera dimakan nanti di Bis saat perjalananpulang. Untuk anak-anak hadiahnya ditambah buku tulis
sekolah.
Sejak keberangkatan, Ahad pagi
tanggal 23 Agustus 2015, sepertinya Panitia sudah menyiapkan acara ini dengan
matang. Dengan melihat rundown acara yang dibuat, saya menduga
rihlah kali ini dibuat sangat sederhana
tetapi semeriah mungkin. Dan
memang benar, karena acara yang ‘dipathok’ pukul 14.00 harus sudah meninggalkan
Pantai Anyer ini, cukup sukses. Kemeriahan
acara, terlihat dari wajah-wajah ceria
para peserta. Anak-anak juga terlihat
senang, mereka mandi di pantai, lari-lari berkejaran, bermain layang-layang. Ditambah dengan MC professional tapi gratisan.
Menurut Panitia, acara ini
sebenarnya sudah disiapkan cukup lama.
Dan rihlah ini merupakan acara penutup dari seluruh rangkaian acara
program DPRa yang sudah dibuat selama satu periode. Acara rihlah ini juga menjadi ajang halal
bihalal bagi para kader yang ada di Pondok Aren.
Penulis sangat merasakan bahwa,
kepengurusan DPRa Pondok Aren di bawah komando Ust. Surila (tidak pakai ‘ng’)
ini cukup aktif. Dengan dibantu
sekretaris Pujihartono, seorang banker, menjadikan kepengurusan DPRa semakin
padu. Program-program DPRa yang telah
disiapkan cukup rapi, dan selalu di share
di grup WA DPRa, diharapkan semua kader yang ada di Pondok Aren menjadi
tahu. Sehingga mereka ‘aware’ ketika ada acara-acara DPRa.
Karena terbatasnya dana yang di
peroleh, maka Panitia sangat menyesal hanya bisa menyediakan satu bis besar,
sehingga banyak peserta yang tidak tertampung, dengan sangat terpaksa ada
beberapa peserta, yang hanya mengikutkan suaminya saja, atau istrinya dan
anak-anaknya saja.
Tetapi, Alhamdulillah-nya adalah
para kader yang ‘bermobil’, ada sekitar 6 mobil, bersedia untuk ‘meng-infakkan’
mobilnya ikut memeriahkan rihlah ini. Dan
tentunya biaya bensin dan tol ditanggung sendiri. Karena Panita tidak mampu memberi subsidi
uang bensin dan tol… hehehe. Panitia
hanya menarik iuran dari peserta sebesar Rp 20.000,-/ peserta, untuk
menyediakan makan siang, minum, dan snack.
Sekitar pukul 17.30 mobil bis,
sudah tiba di depan gerbang Perumahan Puri Bintaro Hijau, terlihat wajah-wajah
letih para peserta, tetapi ceria. Semoga
dengan keceriaan itu, bisa membantu kembali ber-energi untuk menyambut
aktifitas besok paginya.
Jakarta, 24 Agustus 2015
Komentar
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar dengan tetap menjaga kesopanan