10 (Sepuluh) Vs 1 (Satu)…


Saudaraku…

Ketika kita melakukan suatu aktifitas, biasanya dimulai dari niat. Niat itu adanya di dalam hati, tidak selalu harus dilafadzkan. Karena adanya di dalam hati, ia bisa berupa 'bisikan-bisikan' yang tidak terucap, tetapi mengiang keras di telinga kita. Niat sering menjelama menjadi berupa dorongan-dorongan semangat, sehingga setelah diperintah oleh otak dan pikiran, kemudian anggota badan kita merespon dengan melakukan suatu gerakan atau tindakan.

Tindakan inilah yang kemudian disebut dengan amalan. Karena ia mengamalkan apa yang ‘dibisikkan’ di dalam hati. Nah, ketika amalan yang dilakukan itu adalah suatu kebaikan karena memang hati itu banyak dipenuhi dengan ‘bisikan-bisikan’ yang baik. Begitu juga sebaliknya, kalau hati itu dipenuhi oleh ‘bisikan-bisikan’ yang kotor, maka anggota badan ini akan juga melakukan amalan yang buruk.

Makanya perbanyaklah ‘bisikan-bisikan’ didalam hati itu suatu kebaikan, agar setiap amalan yang kita lakukan adalah suatu kebaikan. Jangan sampai hati kita dipenuhi oleh ‘bisikan-bisikan’ buruk. Sedikit atau bahkan satu saja ‘bisikan’ buruk ada di dalam hati kita, maka sangat besar kemungkinan kita akan melakukan amalan yang buruk.

Saudaraku…

Tetapi apa yang terjadi pada kenyataannya?

Ternyata seorang muslim pada umumnya, termasuk kita, justru seringkali banyak melakukan amalan-amalan buruk. Padahal bisa jadi, itu berasal dari ‘bisikan-bisikan’ buruk yang sedikit atau satu tadi.

Apa buktinya? Kalau tidak demikian, maka Rasulullah SAW, tentu tidak akan menyampaikan suatu hadist, bahwa Allah akan memberikan ganjaran pahala 10 (sepuluh) kali lipat, dari niat baik yang kita kerjakan menjadi suatu amalan. Tetapi Allah hanya memberi 1 (satu) dosa dari niat buruk yang kita kerjakan. Sedangkan niat baik yang tidak menjadi amalan, Allah memberi pahala 1, sedangkan niat buruk yang tidak jadi dikerjakan Allah tidak memberi dosa.

Kalau kita mau berfikir, mengambilan pelajaran dari hadist ini, pada umunya bahwa ada kecenderungan seorang muslim itu akan lebih banyak melakukan amalan perbuatan buruk dari pada amal kebaikan. Tentunya ini tidak semua, maksud saya, bahwa ada beberapa orang boleh dibilang sedikit yaitu seperti para Rasul, para Nabi, orang-orang solih, orang-orang yang ikhlas, para Mujahid, para aktifis dakwah. Inilah adalah orang-orang pilihan yang sudah ‘mengikat kontrak’ bisnisnya dengan Allah SWT.

Betapa Allah tidak sayang dengan hamba-Nya, betapa Allah tidak Maha Pemurah, sehingga memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk terus melakukan suatu kebaikan. Sehingga akan banyak ganjaran pahala yang dikumpulkan dari amalan kebaikannya, sebab setiap satu amalan kebaikan akan diberikan ganjaran 10. Sehingga sewaktu-sewaktu ketika keimanannya sedang turun atau tidak ada, kemudian seorang muslim itu melakukan amalan buruk, maka hanya akan berkurang 1 dosa dari semua amalan baiknya. Coba kalau dibalik, melakukan amalan kebaikan dapat 1 pahala, melakukan amalan buruk mendapat 10 dosa. Bisa-bisa amalan kita menjadi minus, karena lebih banyak melakukan dosa.

Saudaraku…

Oleh karena itu marilah kita banyak-banyak melakukan suatu niat yang baik, sebab kita berharap dari banyaknya niat yang baik itu, maka akan menjadi amalan baik yang banyak pula. Tetapi sebaliknya jangan beri kesempatan sedikitpun ‘bisikan-bisikan’ hati, atau lintasan-lintasan pikiran yang buruk itu ada didalam hati dan pikiran kita.

Jangan sampai juga hati dan pikiran kita banyak dipenuhi dengan angan-angan kosong, panjang angan-angan, “tulul ‘amal”. Sepertinya niat baik juga sih, tetapi kalau kemudian tidak diukur dengan kemampuan kita, bisa jadi itu hanya menjadi hal yang ada ‘di awang-awang’ susah untuk mencapainya.

Terakhir, mari kita evaluasi diri ‘muhasabah’ masing-masing, sudah banyakkah niat-niat baik kita terealisasi menjadi amalan baik?

Wallahu a’lam…

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Subhanalloh… Istriku Antar Jemput Sekolah

Inspirasi Bapak Tua Penjual Buku

Sepenggal Cinta Murobbiku