KANTOR INI KEMBALI SEPI

 

Waktu menunjukkan pukul lima sore, Ruang kantor ini kembali sepi, semua pegawai sudah pulang.  Sementara aku, tidak pulang. Sebab tidak ada rumah yang aku tuju. Sunyi mulai mendera, seperti biasa aku jalani dua minggu ini.

Walau ruangan kantor sepi, hatiku harus ramai.  Ini yang tiap saat aku tanamkan dalam fikiranku. Karena sebenarnya banyak kesibukan, kerja-kerja produktif yang bisa dikerjakan. 

Seperti biasa, pandangan tertuju ke laptop, sengaja aku tidak matikan dari pagi.  Aku mulai menulis, mengisi hatiku yang sedang meronta.  Ya, meronta karena banyak pertanyaan berbisik di hatiku,  menghadapi banyak hal baru,  berjauhan dengan keluarga.  Suasana kerja baru, jabatan baru, bahkan ritme kegiatan harian yang baru.

Aku ingat, kegiatan hari pertama kerjaku adalah, mengunjungi tetangga sebelah kantor. Namanya Pak Azazi, orang asli daerah sini. Karena kantorku, yang terletak diantara rumah-rumah penduduk, yang tidak terlihat seperti kantor.  Bangunannya pun, awalnya adalah rumah, yang di renovasi sebagian, agar layak seperti kantor. Istri Pak Azizi namanya Ibu Beti, anggota majlis taklim di Masjid dekat kantor. Sepekan kemudian, Ibu Beti menawari mengisi pengajian di majlis taklimnya.  Insya Allah, aku sanggupi.  Ternyata Ibu beti melihat aku sering ke masjid, maka menawai mengisi pengajian.

Nah, di kantor aku paling sering bergaul dengan Pak Irul, dia adalah penjaga kantor.  Yang ngurusian kantor mulai pagi saat buka-buka, dan nanti setelah tutup kantor.  Pak Irul penduduk asli daerah sini, maka aku banyak menggali informasi perihal daerah ini pada dia.  Sehingga, sedikit banyak aku jadi tahu kondisi daerah sini.  Pak Irul rajin ke Masjid, aku sering jalan bareng untuk sholat jamaah.  Dalam perjalanan pergi dan pulang dari masjid kami sering ngobrol.

Alhamdulillah, setelah sepekan aku sudah dipercaya menjadi Imam di masjid dekat kantor.  Karena, tiap waktu sholat aku sholat di masjid itu.  Sehingga jamaah masjidpun mulai mengenalku. Ini satu bagian dari rencana produktif yang ada di benakku. Karena memang jadi kebiasaanku, sholat jamaah di masjid, sewaktu masih tinggal di homebase. Dan inilah yang aku anggap bagian dari kerja-kerja produktif itu. 

Untuk pekerjaan, dua pekan ini, aku mulai bisa mengikuti alur dan suasana kerja di kantor.  Dengan staf di kantor sebanyak 6 orang, aku mulai banyak berinteraksi.  Sehingga sedikit banyak mulai mengenal karakter masing-masing.  Mereka semua belum ada yang berkeluarga.  Dan mereka adalah para pendatang, artinya bukan asli penduduk sini.

6Selain itu ada pegawai lainnya 3 orang, yang asli penduduk sini, semuanya sudah berkeluarga,  Seringkali, di sela-sela jam kantor, aku gunakan waktu untuk ngobrol dengan mereka, nanya keluarganya, dimana rumahnya, termasuk apa hobinya. Aku juga ingin tahu banyak dari mereka, adat istiadat, budaya, sosio kuturan, atau kearifan lokal.  Sehingga aku berharap, cepat belajar, memahami karakter masyarakat disini.

Ternyata, selama ini yang aku bayangkan, ketika baru mendengar nama Daerah baru, tempat nanti bekerja, tidak seseram kenyataannya.  Dan, Alhamdulillah, setelah menjalani selama dua pekan ini.  Aku bisa cepat menikmati.  Dan aku berharap akan terus berlanjut, selama aku bertugas di tempat ini.  Menjadi orang yang produktif, dimanapun itu.

 

Bengkulu Selatan, November 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Subhanalloh… Istriku Antar Jemput Sekolah

Inspirasi Bapak Tua Penjual Buku

Hari Pertama Umroh