Ayah Yang Pelit


Aku punya kawan di kantor, ayah dengan  empat yang sangat bersahaja.  Sering terlihat di kantor dengan pakaian yang sederhana.  Padahal dengan gajinya, ia mampu membeli baju kantor yang  mahal pun bisa.  Tetapi itu aku tak pernah melihatnya, bahkan sudah 3 tahun ini aku sekantor  tidak pernah melihat bajunya baru. 

Suatu saat aku bertanya padanya, kenapa tidak pernah pakai baju baru?  Sungguh mengejutkan jawabnya, Ia adalah ayah yang pelit, katanya.  Buat dirinya sendiri Ia pelit.  Sengaja Ia tidak membeli baju, kalau yang lama saja masih bisa dipakai.  

Uniknya, terhadap anak-anak dan istrinya Ia bukanlah ayah yang pelit.  Ia lebih memilih memenuhi kebutuhan keluarganya dibanding kepuasan dirinya.  

Ia punya prinsip, bahwa kebutuhan keluarganya, termasuk menyediakan papan, sandang, sekolah, dll lebih penting dibanding kebutuhan dirinya.  Untuk dirinya, secukupnya saja, katanya.

Sering ketika makan di restoran misalnya, tidak pernah Ia pesan makan untuk dirinya.  Dibiarkan anak dan istrinya makan sepuasnya, setelah itu Ia makan sisa makanan yang tidak dihabiskan oleh anak-anaknya.  

Itu baru masalah pakaian dan makan, belum hal  lain.  Ketika aku main ke rumahnya, banyak dijumpai buku-buku di rak.  Sebagian besar buku bacaan anak-anak.  Rupanya setiap jalan-jalan ke toko buku dan anaknya minta dibelikan  buku, sering dipenuhinya, maka menumpuklah buku-buku itu.

Aahh…ayah yang hebat, batinku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Subhanalloh… Istriku Antar Jemput Sekolah

Inspirasi Bapak Tua Penjual Buku

Sepenggal Cinta Murobbiku