Boleh Nikah Lagi, Asal...
Aku biasa berdiskusi dengan
istri, tentang apapun. Dari hal yang
paling sederhana, membeli sepatu misalnya, atau hal yang merancang masa depan,
sekolah anak-anak, atau untuk menentukan jodoh anakpun sering kami diskusikan.
Termasuk kali ini, diskusi tentang
pekerjaanku. Sebagai PNS, aku harus siap
bila ditempatkan di daerah kerja mana saja.
Aku sampaikan ke istri, bagaimana
seandainya di tempatkan jauh dari rumah di Jakarta? Apakah istri, tentunya dengan anak-anak, akan
mengikuti aku? Ternyata dengan banyak
pertimbangan Istri dan anak-anak tetap memilih tinggal di Jakarta.
Anak-anak yang masih sekolah
menjadi pertimbangan utama. Tentu kalau semua ikut pindah akan banyak lagi
membutuhkan biaya. Sementara, tidak ada
biaya yang disediakan oleh kantor untuk hal-hal seperti ini. Belum lagi anak-anak yang sudah nyaman berada
di lingkungan rumah, sekolah, banyak teman, kalau kemudian harus menyesuaikan
di tempat yang baru, butuh waktu lagi.
Alasan lain, di Jakarta dekat
dengan Ibu mertua, juga adik-adik istri, sehingga kalau ada keperluan mendesak,
masih bisa minta tolong mereka, seandainya aku tidak di rumah. Karena kesehatan istriku yang kadang-kadang
terganggu, kalau penyakit asmanya kambuh
tiba-tiba, maka harus ada orang lain didekatnya.
Masih banyak alasan lain,
sehingga istri memutuskan untuk tidak ikut bersama aku ke daerah. Yang paling mendasar adalah masalah biaya
hidup. Di Jakarta, aku biasa mencari
tambahan penghasilan, di luar jam kerja, kadang malam hari, atau hari
Sabtu. Tambahan penghasilan ini cukup
membantu untuk biaya sehari-hari, termasuk untuk biaya sekolah empat anakku
yang semua sekolah di Sekolah Islam Terpadu, dan menggaji satu orang asisten
rumah tangga. Walaupun ada penghasilan
tambahan, aku masih juga, harus mengajukan pinjaman kredit ke Bank, untuk biaya
awal masuk sekolah anak-anakku.
Alhamdulillah, masih bisa membayar angsuran tiap bulannya, walaupun
harus menghemat pos-pos biaya yang lain.
Nah, nanti seandainya aku harus
pindah ke Daerah. Maka, aku harus
mencari lagi tambahan penghasilan yang hilang selama aku di Jakarta. Karena kalau tidak, maka akan mengganggu cash flow kami selama ini. Pengeluaran sama, sementara pemasukan
berkurang, maka untuk menutup pemasukan yang hilang itu, aku wajib mencari
penggantinya.
Belum lagi nantinya, aku juga
harus berhemat untuk biaya perjalanan mudik
ke Jakarta. Belum tentu, bisa dua atau
tiga bulan sekali aku bisa ambil cuti, pulang ke Jakarta. Nah, ini pos pengeluaran baru, maka lagi-lagi
aku harus mencari pemasukan untuk pos yang satu ini.
Sebenarnya, ada alternativ lain
agar kami tetap berkumpul di Jakarta.
Yaitu, aku tidak mau menjalani tugas di daerah, maka harus keluar dari
PNS, dengan tetap bekerja di perusahaan swasta di Jakarta. Usulan ini juga tidak disetujui istri, karena
tidak mudah juga mencari pekerjaan di perusahaan swasta mengingat usiaku yang
sudah diatas empat puluh tahun ini.
Belum lagi gaji yang ditawarkan, apakah bisa langsung mengganti
penghasilanku selama ini?
Lalu usulanku lagi kepada istri,
bagaimana kalau kita berbisnis, sehingga tetap bisa kumpul dengan
keluarga. Tetapi istri juga tidak
setuju, karena akan banyak menyita waktu.
Belum lagi perlu banyak persiapan, harus berpayah-payah dulu. Sementara kadang-kadang aku harus menjadi
‘suami siaga’, kalau istri membutuhkan bantuanku, misalnya harus mengantar ke
UGD, karena sakitnya tiba-tiba kambuh.
Sekarang, selama ini irama hidup
kami sudah cukup stabil, artinya dengan menjalani pekerjaan sebagai PNS,
tentunya dengan mencari tambahan, kami menjalani hidup ini dengan sederhana,
dan terencana. Maka, kalau kemudian
tiba-tiba ada peristiwa yang menyebabkan saya harus hidup berpisah dengan
keluarga, perlu dicari solusinya.
Nah, solusi yang istri cenderung
setuju adalah, seandainya aku ditempatkan kerja di daerah, maka aku tetap
menjalaninya, dan pergi sendiri ke daerah tanpa membawa keluarga. Dengan konsekuensi, aku harus tetap mencari
tambahan penghasilan, jauh dari kelurga, pulang ke Jakarta hanya tiga bulan
sekali, dll. Maka, aku tidak bisa lagi
melihat anak-anakku bangun tiap pagi, aku tidak bisa lagi menemani mereka,
tidak bisa lagi mengantar Istri, dan banyak lagi kegiatan yang hilang.
Tetapi karena ini yang disetujui
bersama, maka kami harus komitmen menjalaninya.
Dan ini juga menjadi pilihan istri, maka aku berharap dia sudah ‘siap
tempur’ atas semua hiruk pikuk, semua peristiwa atau kejadian ke depannya
nanti, tanpa aku disisinya.
Termasuk nafkah batinku, karena
baru tiga bulan sekali bisa dipenuhi, maka istripun sudah memberikan
solusinya. Apa itu? Kata istriku, boleh
menikah lagi, asal… dengan janda, lebih tua dari istri, lebih jelek dari istri,
dan…. harus kaya !!!
Glek !!!…bisa-bisa dipecat aku
dari PNS….hehehe.
Tapi itu semua masih
berandai-andai lho, kalau aku tidak jadi ditempatkan ke daerah, ya tidak jadi
semua rencana-rencana di atas, back to
nature.
Diatas itu semua, apapun yang
sudah menjadi pilihan, maka kita harus sungguh-sungguh menjalaninya, semoga
Allah SWT memberikan keberkahan dimanapun kita berada. Amin yaa robbal alamin.
BalasHapusSalam bagimu.
menawarkan pinjaman khusus untuk bulan yang tersisa dari tahun 2015.
Tingkat bunga 3%.
Kantor pusat: Istanbul Turki
nomor telepon: + 16195643764, + 905333887374
Email: theophilusloanfirm@gmail.com
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Greetings to you.
special loan offer for the remaining months of the year 2015.
3% interest rate.
Head office : Istanbul Turkey
telephone number : + 16195643764 ,+905333887374
Email : theophilusloanfirm@gmail.com