Lelaki Biasa
Lelaki itu biasa melakukan
pekerjaan-pekerjaan rumah tangga, mencuci, menyapu, mengepel, menyeterika,
memandikan anak-anak, menyuapi, ketika istrinya harus tergolek lemah di tempat
tidur. Bahkan belanja sayuranpun sering
dilakukan. Hampir semua jenis pekerjaan
istri pernah dilakukan, mungkin hanya melahirkan saja yang belum pernah dilakukan.
Lelaki itu biasa tidur agak larut
karena harus menemani anak-anaknya bermain, belajar, atau hanya sekedar minta
dibacakan sebuah buku. Sering juga
terbangun tengah malam, karena anaknya minta di temani ke kamar mandi, lagi-lagi
seringnya istrinya yang sakit tidak boleh diganggu.
Lelaki itu biasa minta izin,
meninggalkan pekerjaan kantor, karena harus menemani istri ke dokter untuk
periksa atau kontrol rutin penyakitnya.
Pernah suatu ketika istrinya periksa sendirian, tanpa ditemani, karena
Lelaki itu ada pekerjaan kantor yang harus diselesaikan. Menjelang siang, demi membaca profile status di BB-nya,
emosinya meledak ketika mendapatkan pelayanan yang mengecewakan di rumah
sakit. Segera Lelaki itu meninggalkan
pekerjaan kantor, menyusul istrinya ke rumah sakit. Dan benar, hampir saja istrinya melabrak
petugas rumah sakit. Tetapi Lelaki itu
cepat mendekap istrinya, dan menenangkannya.
Sehingga tidak terjadi keributan di rumah sakit.
Lelaki itu biasa berangkat kerja
harus berpanas-panas, berdebu, atau bahkan kehujanan dengan motornya. Karena mobil satu-satunya digunakan oleh
istri untuk keperluan antar jemput sekolah, atau kegiatan istri yang lain.
Lelaki itu biasa, waktu liburnya
di gunakan untuk bekerja mencari tambahan, demi semua keperluan hidup rumah
tangganya, termasuk harus membayar gaji pembantu. Karena fikirnya, menyediakan pembantu untuk
ikut menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan rumah adalah suatu keharusan.
Lelaki itu biasa menikmati
ketidaknyamanan-ketidaknyamanan dalam hidupnya, karena sudah terlatih sejak
kecil. Tetapi Lelaki itu yakin, dibalik
itu semua suatu hari nanti akan diperoleh keistimewaan-keistimewaan. Kalau pun keistimewaan itu tidak Ia peroleh
di dunia, maka di akhirat akan didapatkannya, karena kahirat itu pasti adanya.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar dengan tetap menjaga kesopanan