Obrolan Lelaki Kecil, Suatu Sore...

Oleh Abu Fathi


Suatu sore, di bulan Desember 2010, bulan yang membuat suhu udara menjadi lebih sejuk, karena seringnya turun hujan. Lelaki Kecil itu sedang menikmati hari liburnya, setelah lima hari sebelumnya berjibaku dengan kemacetan kota Jakarta demi menuntaskan kewajibannya sebagai seorang suami yaitu mencari nafkah, mencari ma’isyah untuk a’isyah dirumah, menjadi seorang government employee. Ia sedang duduk berdua dengan istrinya di teras rumah, ya berduaan saja, karena keempat buah hatinya sedang asyik bermain di luar rumah.

Seperti biasa, Lelaki Kecil ini tidak ingin kesempatan waktu yang hanya berduaan dengan istrinya terlewat begitu saja. Ia ingin memanfaatkan waktu yang ada, untuk terus membangun hubungan kedekatan dengan pasangannya. Hubungan yang dilandasi karena kecintaannya hanya karena Allah SWT. Walapun hanya sekedar ngobrolpun, Lelaki Kecil ini berharap adalah salah satu kegiatan yang bisa menguatkan hubungan itu, sepanjang obrolannya yang berkualitas aja.

Sebenarnya hal akan diobrolkan adalah masalah yang cukup berat bagi seorang istri. Apa itu?? Ya masalah poligami. Tetapi karena akhir-akhir ini, Lelaki Kecil ini sedang mengikuti atau lebih tepatnya menjadi pemerhati, tentang poligami, yang sedang hangat-hangatnya di bicarakan di suatu milist, dimana Ia menjadi anggota milist tersebut, maka Lelaki Kecil ini pengin juga mengetahui pendapat istrinya tentang poligami. Dan berharap ini akan menambah juga khasanah pemahaman pasangannya periha poligami.

Hebatnya lagi, dari hari ke hari semakin ramai saja para anggota milist tersebut masing-masing berpendapat, apalagi para suami, sepertinya kalau membicarakan masalah poligami tidak ada habis-habisnya. Ada juga pendapat anggota milist perempuan, yang sepertinya merupakan ungkapan perasaanya sebagai seorang istri.

Sambil menikmati secangkir teh hangat, Lelaki Kecil itu memulai pembicaraan dengan istrinya. Awalnya Ia menyampaikan, bahwa sebenarnya banyak sudah para suami itu yang melakukan poligami dan tidak ada masalah dalam perjalanan rumah tangganya. Ada seorang pengusaha rumah makan yang pernah mendapat penghargaan poligami award, ada juga beberapa petinggi partai tertentu yang ‘sukses’ berpoligami. Tetapi tidak sedikit juga orang-orang yang ‘gagal’ dalam berpoligami.

Istri Lelaki Kecil itu, menikmati saja obrolan tentang poligami ini. Bahkan istrinyapun ikut berpendapat, rata-rata mereka yang sukses berpoligami adalah para suami yang secara ekonomi sudah mapan. Mereka adalah para pengusaha, pedagang, pejabat, atau para selebriti. Kalaupun seorang ustadz atau aktifis dakwah , ia ustadz atau aktifis dakwah yang pengusaha juga. Intinya, menurut istrinya, bahwa ketika ekonomi masih menjadi masalah, jangan harap bisa ‘sukses’ berpoligami, lha wong... yang ekonominya mapan saja ketika berpoligami, banyak juga yang ‘gagal’.

Begitu juga Lelaki Kecil ini, ketika ditanya oleh istrinya, apakah mau ikut-ikutan berpoligami? Lelaki Kecil itu menjawab dengan diplomatis, bahwa menikah dengan satu istri saja masih banyak yang harus dibenahi, masih banyak capaian-capaian hidup yang belum terpenuhi, atau kalau boleh dibilang menikah dengan satu istri saja masih susah, kerepotan, apalagi lebih dari satu???

Istri Lelaki Kecil itu juga yakin, bahwa suaminya tidak akan melakukan ikut-ikutan berpoligami, karena ada dua hal yang menjadi keyakinan istrinya, sehingga Lelaki Kecil itu tidak akan berpoligami. Pertama, suaminya adalah hanya seorang government employee. Istrinya tahu persis bahwa aturan untuk menikah lagi bagi seorang government employee itu sangat ketat dan rumit. Banyak syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi dan itu tidak mudah. Inilah yang menjadi keyakinan sang istri, sehingga suaminya tidak akan ikut-ikutan berpoligami. Hmm.. realistis juga keyakinan istrinya, kata Lelaki Kecil itu dalam hati.

Ada satu hal lagi, yang menurut istrinya, Lelaki Kecil ini tidak akan berpoligami, karena biasanya yang berpoligami itu kan karena sang suami sudah kelebihan harta, atau ekonominya sudah mapan (…gitu bahasa halusnya). Sehingga merupakan alasan yang logis, untuk menghidupi keberlangsungan ‘extended family’nya diperlukan harta yang berlebih. Bukankah ada pepatah Arab mengatakan, “Kalau tidak punya, maka bagaimana bisa memberi”. Dan untuk menjadi seorang yang mempunyai harta berlebih, maka hal yang mustahil bagi seorang government employee.

Sang Istri sepertinya sudah memegang kartu turf dalam pembicaraan masalah poligami ini, karena sangat yakin bahwa suaminya, Lelaki Kecil, tidak akan ikiut-ikutan berpoligami sepanjang dua syarat itu masih melekat pada kondisi suaminya.

Lelaki Kecil itu tertohok, atas pendapat istrinya tentang poligami. Karena langsung mengena, dan itu yang membuat suaminya tiba-tiba seolah-olah menjadi tidak bergairah lagi untuk meneruskan obrolannya. Sepertinya harus cepat-cepat mengakhiri saja. Sehingga Lelaki Kecil ini, menjadi jengah juga, tidak enak hati rasanya, kalau tadi yang mengawali obrolan, harus dia pula yang mengakhiri.

Tetapi sebelum mengakhiri obrolan hari itu, Lelaki Kecil itu, memohon satu permintaan saja sama istrinya…untuk mendo’akan pada suaminya.

“Ya…udah kalau begitu Abi minta, Umi mendo’akan Abi ya…?” Kata Lelaki Kecil itu
“Selama ini sudah kok…berdoa, biar Abi diberikan kesehatan, keberkahan, keta’atan...dll” Jawab Istrinya
“Ada satu doa lagi yang belum Umi ucapkan buat Abi”
“Apa tuh…” Terlihat sang istri seperti kebingungan permintaan suaminya
“Abi minta, Umi berdo’a…supaya Abi menjadi seorang Pengusaha…???”

Sang Istri : “ …..!!!!!!!....?????”


-Halik Amin- (ingat...hanya cerpen)

Komentar

  1. an kewajibannya sebagai seorang suami

    Video Bokep Indo | Nonton Film Bokep Gratis
    Nonton Online Video Bokep Streaming
    Nonton film bokep streaming terbaru di bokepindohot.pw dimana bisa mencari video bokep abg, film bokep smu, film bokep abg cantik, film cewe seksi, abg montok, bokep indo, bokep online, bokep smp, video bokep jilbab.
    Crot Bergetar
    Pengalaman Nafsu ABG Sange Di Goyang
    crotbergetar.blogspot.com
    #crot #bergetar #crotbergetar

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar dengan tetap menjaga kesopanan

Postingan populer dari blog ini

Subhanalloh… Istriku Antar Jemput Sekolah

Inspirasi Bapak Tua Penjual Buku

Sepenggal Cinta Murobbiku