Pemakaman Bapak...

Jum’at 14 Januari 2011, sejak pagi mulai sekitar pukul 07.00 sudah banyak para pelayat yang berdatangan, mereka adalah para tetangga, para teman-teman Bapak, relasi kerja, teman-teman dari kakak-kakak dan adikku. Dan tidak sedikit dari pelayat itu ikut melakukan sholat jenazah di depan jenazah Bapak. Setelah sebelumnya sarapan pagi, aku segera menyambut kedatangan para pelayat. Bagiku momen ini sangat penting, minimal untuk ‘pembelajaran’ secara pribadi, banyak ibroh yang akan bisa diambil dari kejadian ini, sehingga aku rekam peristiwa yang bersejarah ini dari handycam mas Rahap.

Sekitar pukul 09.00 acara dimulai, di bawakan oleh ‘MC’ Pak Diono ketua RT 01. Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ahmad Syamsudin, yang membaca sebagian ayat dari Surat Al-Baqoroh yang berbicara tentang musibah. Kemudian Sambutan dari Kepala Desa Pak Purwanto, dan dilanjutkan sambutan dari pihak keluarga di Ust. H. Mubari, ketua Persaudaraan Haji Delanggu. Lalu ditutup dengan do’a oleh Ust. H. Mbah Muh, orang biasa menyebutnya begitu, yaitu ulama sepuh yang disegani oleh masyarakat Delanggu.

Setelah do’a segera jenzah Bapak yang ada di keranda di dalam rumah, ditandu, dikeluarkan untuk segera menuju ke pemakaman untuk dikuburkan. Awalnya, yang mengangkat jenazah Bapak adalah anak-anak dan menantunya, termasuk saya, tetapi kemudian para tetangga deka,t mengambil alih untuk membawa jenazah Bapak. Mereka, para tetangga itu, menghormati keluarga kami agar supaya keluarga yang sedang berduka untuk tidak ikut repot dan bercapek-capek mengangkat jenazah Bapak.

Perjalanan menuju ke tempat pemakaman tidaklah lama, karena memang jaraknya cukup dekat. Dengan mengambil jalan dari arah pintu masuk, walaupun sebenarnya bagian belakang tempat pemakaman itu tanahnya menyatu dengan tanah Bapak, hanya dibatasi pagar tembok. Sudah siap 3 orang yang ada di liang kubur tempat Bapak dimakamkan. Segera diturunkan jenazah Bapak, yang dibungkus dengan kain kafan, ke dalam liang kubur, dengan menghadap utara dan dimiringkan badannya menghadap kiblat. Tak lupa kain ihrom Bapak, yang digunakan sewaktu naik haji, ikut dikuburkan.

Pemakaman telah usai, sebagian tamu pelayat sudah banyak yang meninggalkan rumah, tetapi sebagian yang lain, terutama kerabat dan tetangga dekat masih sibuk membereskan semua meja, kursi dan tenda terpal yang digunakan oleh para tamu pelayat. Tetapi tidak sedikit yang masih berdatangan untuk ikut mengucapkan berduka cita.

Selesai sudah acara pemakan jenazah Bapak hari itu, tetapi… ternyata belum datang juga mobil dari Jakarta yang membawa istri, anak-anak, serta mertua.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Subhanalloh… Istriku Antar Jemput Sekolah

Inspirasi Bapak Tua Penjual Buku

Sepenggal Cinta Murobbiku