BUKA TABUNGAN HAJI

 

Aku membuka rekening haji tahun 2011, tepatnya bulan Mei.  Saat itu Ibu memberiku uang 10 juta, katanya ini wasiat Bapak sebelum meninggal, untuk buka tabungan haji.  Kata Ibu, pesan Almarhum Bapak, naik hajilah sekarang, mumpung masih muda.  Jangan nunggu tua, karena ibadah haji itu banyak memerlukan fisik yang kuat, agar optimal.  Karena pengalaman naik haji Alm Bapak dan Ibu yang sudah berumur waktu tahun 1991, haji kedua tahun 2007.

Datanglah kami berdua istri ke Bank Muamalat untuk buka rekening.  Saat itu sedang ramai progam talangan haji, maka aku meminjam dana talangan haji, sebesar 50 juta untuk berdua, agar kami bisa mendapat nomor porsi haji.  Karena untuk mendapatkan nomor porsi haji, harus ada setoran 25 juta.

Kami mulai mencicil dana talangan tersebut, sebulan 2 juta selama 2 tahun.  Berat juga menyisihkan 2 juta perbulan, maka kuputuskan untuk menjual tanah hibah dari orang tua.  Tanah tersebut ditawar oleh Kakak perempuan dengan harga murah.  Sebenarnya, kakakku yang lain memberi masukan, terlalu murah itu tanah.  Tapi aku ikhlas saja, dan bismillah niat haji ini, aku persembahkan untuk kedua orang tuaku.  Sudah terlalu banyak pengorbanan mereka.  Aku mungkin hanya bisa membalasnya, dengan menjadi anak yang solih yang selalu mendoakannya.  Semoga dengan wasilah haji ini, akhlakku semakin baik.

 

6 Tahun kemudian…

Awal Tahun 2017, ada pemberitahuan dari Kemenag, kami berdua istri masuk daftar calon jamaah haji dari Kota Tangerang Selatan.  Agar hajinya lebih sempurna, maka kami ikut Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Labbaik, pimpinan Ustadz Saman.  Biayanya 4 juta untuk satu orang.  Saat itu kami diberi keringanan setengahnya oleh Ustad Saman, terus terang aku bilang tidak ada  uang sebanyak itu.  Karena sebelumnya dana sudah terpakai buat melunasi biaya masuk sekolah SMP IT BM.

Untuk bisa berangkat haji, setiap calon jamaah harus melunasi Ongkos Naik Haji (ONH), saat itu besarnya 35 juta setiap calon jamaah.  Artinya harus ada tambahan pelunasan 10 juta seorang.  Wah, bingung lagi, tidak ada uang tersedia.  Alhamdulillah ada tabungan, tapi belum cukup,  maka aku pinjam lagi pada Om Taufik dan Pak Rizal.  Dalam akadnya aku bilang pinjam, Alhamdulillah mereka berdua memberi uang itu, tidak meminjam.  Mungkin karena mereka berdua sering aku bantu membuat laporan pajaknya, sehingga meng-ikhlas-kan bahwa itu pemberian bukan pinjaman.

Alhamdulillah, akhirnya kami bisa berangkat naik haji.  Walaupun secara financial, aku tidak ada uang untuk biaya ONH, ternyata selalu Allah mudahkan.  Dengan perantara orang-orang disekeliling kita, maka Allah mampukan kami berdua naik haji. 

Mungkin ini berkat niat yang kuat, begini ceritanya…

Saat itu sekitar tahun 2010, setahun sebelum aku buka rekening haji, kami sedang mengadakan halaqoh, pengajian rutin pekanan.  Nah, ada seorang anggota halaqoh yang akan berangkat umroh, Pak Frans Setiawan.  Maka nitiplah doa pada Pak Frans, agar aku bisa naik haji sebelum usia 45 tahun.  Ternyata Allah mengabulkan permintaanku, kami berangkat haji bulan Juli 2017, usiaku saat itu 45 tahun lebih 5 bulan.  Allahu Akbar…





Manna, 7 Juli 2021

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Subhanalloh… Istriku Antar Jemput Sekolah

Inspirasi Bapak Tua Penjual Buku

Sepenggal Cinta Murobbiku