SEPI YANG MENGGELAYUT

 

Rasa sepi mulai menggelayut, ini terjadi karena aku lagi tidak beraktivitas.  Mungkin suasana kantor yang mulai sepi, karena jam sudah menunjukkan hampir pukul 3 sore.  Wajar saja, karena kondisi disekeliling yang sepi, maka suasana hati ikut terbawa, sepi.  Ini yang tidak boleh dibiarkan berlama-lama.

Segera aku alihkan fikiran ini.  Kubuka laptop yang tergeletak di meja, segera aku tulis coretan ini.  Sambil makan roti sobek sisa kemarin, aku mulai menulis.  Agar fikiran tidak berkeliaran tidak jelas, maka beraktivitas adalah pemecah fikiran liar itu.

Tetapi kalau tuntutan kerjaan sedang banyak, maka jangankan ingat orang lain, diri sendiri aja tidak diingat.  Kegiatan untuk tubuh juga terlewat, olah raga terlewat, baca quran terlewat.  Tetapi ada yang tidak boleh terlewat adalah, disela-sela itu masih mengusahaka sholat berjamaah di Masjid.

Memikirkan keluarga yang jauh, anak-anak yang tidak bisa langsung aku awasi, aku pasrahkan saja ke Allah SWT.  Sambil terus berdoa, terutama dikesunyian sepertiga akhir malam.  Adalah waktu yang nikmat untuk mermunajat pada Allah.  Di malam itu aku puas menumpahkan semua keluh kesahku pada Allah.  Jangankan persoalan keluarga, yang remeh temehpun aku berusaha melibatkan Allah dalam setiap keputusan yang aku ambil.

Sejak aku tugas di luar kota, sendirian, sepertinya tulisanku selalu menggabarkan suasana hati yang sepi, tapi Alhamdulillah-nya aku bisa menjalaninya sampai 8 bulan ini.  Banyak sudah peristiwa yang bisa mewarnai perjalanan hidup ini.  Sehingga bisa menjadi bahan cerita untuk anak-anak kelak.

 

 

 

 

Manna, 15 Juni 2021

(H-2 sebelum aku timbul gejala sakit)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Subhanalloh… Istriku Antar Jemput Sekolah

Inspirasi Bapak Tua Penjual Buku

Sepenggal Cinta Murobbiku