Episode Cinta Lelaki Kecil

Oleh Abu Fathi


Lelaki Kecil itu kembali bercerita, mengenang perjalanan cintanya yang sampai hari ini belum berakhir dan akan terus berlanjut sampai jiwanya menghadap pada Sang Pemilik Sejati, Allah SWT. Karena jauhnya perjalanan, maka Lelaki Kecil ini tidak jarang melakukan jeda sejenak, istirahat, mengevaluasi diri barangkali dalam setiap perjalanan cintanya masih banyak hal yang harus disempurnakan.
------------

Seperti yang diutarakan Lelaki Kecil itu, suatu hari, sedang berduaan saja dengan istrinya. Ketika semua buah hati mereka berdua telah terlelap dengan mimpinya. Malam yang hening dengan taburan hujan rintik-rintik, menambah suasana menjadi romantis untuk mengungkapkan semua perasaan terbaiknya pada kekasihnya. Ungkapan yang disertai dengan kecintaan tentunya.

Lelaki Kecil itu memanggil istrinya dengan suara lembut,
“Kekasihku…sepertinya sudah lama kita mengarungi perjalanan hidup ini. Ada nggak sesuatu yang belum Abi lakukan buat Umi ?”
“Hmm…sepertinya ada, tapi Abi jangan marah ya…” Jawab istrinya dengan sedikit malu-malu mengungkapkannya.
“Apa tuh Say…” Panggilan sayang biasa diucapkan oleh Lelaki kecil itu kepada istrinya.
“Sekarang-sekarang ini, sepertinya kita jarang lagi keluar rumah berduaan saja ya…, makan malam dimana gitu…?

Tersentak juga Lelaki Kecil itu, ketika istrinya mengungkapkan keinginannya. Dan memang benar adanya, ternyata sudah lama Lelaki Kecil itu tidak menyempatkan waktunya hanya untuk kekasihnya. Selama ini merasa sudah nyaman saja. Toh, sudah ada anak-anak ini, kalaupun mau pergi keluar rumah bisa bersama-sama. Ternyata dugaan sang Lelaki Kecil salah, bahwa ternyata pasangannya adalah seorang perempuan yang mempunyai fitrah kewanitaan, yang kadang-kadang sisi femininnya tiba-tiba muncul, dan itu yang harus diketahui oleh pasangannya.

“Ya sudah… besok kita menginap di rumah nenek. Biarkan anak-anak bermain sepuasnya di rumah neneknya. Nah malamnya…, kita jalan berdua keluar rumah, makan malam”.
----------------

Pernah juga suatu ketika, Lelaki kecil itu pulang dari kantor tempatnya bekerja. Setelah duduk sejenak, sambil minum air teh hangat buatan istrinya. Istrinya mengajak ngobrol.

“Abi… Umi mau ngomong sesuatu…” Kata istrinya, sepertinya ada hal yang penting untuk disampaikan segera pada Lelaki kecil itu.
“Barusan Umi lihat acara TV… terus disitu ada istrinya… katanya sangat beruntung punya suami seperti dia”.
“Umi juga beruntung lho… punya suami Abi… Kalau Abi gimana…?
“Yah… beruntung juga sih…” Jawab Lelaki kecil itu sedikit menyembunyikan keterkejutannya atas pertanyaan istrinya.
“Lho… kok pake juga sih… ” Istrinya mempertegas, maksudnya kalau beruntung punya istri dia, kok pake kata-kata… juga sih… itu artinya cuma mengikut saja.
“Atau jangan-jangan Abi kurang beruntung dapat istri Umi…???
“Maksud Abi… beruntung punya istri Umi, tetapi sekarang kita kan sudah berdua nih… Nah semua yang ada pada diri Umi, Abi syukuri dan kita hadapi hidup kedepan… bersama-sama”. Jawaban Lelaki kecil itu diplomatis.
-------------

Lelaki kecil itu berargumen, sebenarnya ada pesan yang akan disampaikan, bahwa perjalanan cinta ini tidak hanya sebatas pada ungkapan-ungkapan perasaan saja, perlu komitmen, kesungguhan, kerja nyata, dan masih banyak hal yang harus dilakukan setelah menjadi keluarga. Masing-masing mempunyai peran yang tidak harus selalu sama, unik. Dan itu semua harus bersinergi, sehingga perjalanan cinta ini dapat dilalui dengan baik.

Tetapi juga pada saat tertentu… sebagai seorang Suami, Lelaki Kecil itu bisa menangkap sinyal-sinyal perasaan istrinya, sehingga kadang diperlukan juga sisi feminim dari seorang suami terhadap pasangannya, untuk menyamakan perasaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Subhanalloh… Istriku Antar Jemput Sekolah

Inspirasi Bapak Tua Penjual Buku

Sepenggal Cinta Murobbiku